Konsep
Penyakit Dan Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Hematologi Dengan Kasus Leukemia
DI SUSUN OLEH:
Yulia Safwati
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES)
MATARAM
TAHUN AJARAN 2013/2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Gambaran
masyarakat di Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya
hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh republik Indonesia.
Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai Indonesi sehat tahun
2015.
Perilaku
masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit, melindungi
diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi akif dalam gerakan kesehatan
masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia adalah layanan yang berhasil
guna dan berdaya guna yang tersebar secara merata di Indonesia. Dengan demikian
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Banyaknya
penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat
tentang penyakit menyebabkan sulitnya untuk menangguglangi penyakit. Terutama
pada penyakit berat seperti penyakit kardiovaskuler,sistem imun hematologi dan
lain-lain. Penyakit pada system hematologi yang mengakibatkan kematian
diantaranya adalah .leukemia.. Leukemia adalah keganasan yang
berasal dari sel-sel induk sistem hematopoitik yang mengakibatkan proliferasi
sel-sel darah putih tidak terkontrol.
Leukemia
merupakan keganasan yang sering dijumpai tetapi hanya merupakan sebagian kecil
dari kanker secara keseluruhan. Beberapa data epidemiologi menunjukkan hasil
sebagai berikut. Insiden leukemia di Negara Barat adalah 13/100.000
penduduk/tahun. Leukemia merupakan 2,8% dari seluruh kasus kanker, belum ada
angka pasti mengenai insiden leukemia di Indonesia. Insiden AML (Acute Myloid
Leukemia) kira-kira 2-3/100.000 penduduk, AML lebih sering di temukan pada usia
dewasa (85%) dari pada anak-anak (15%). Pada ALL (Acute Lymphoblastic Leukemia)
2-3/100.000 penduduk,lebih sering di temukan pada usia dewasa (83%) daripada
anak-anak (18%). Sedangkan pada CML (Cronic Myloid Leukemia) ditemukan 15-20%
dari Leukemia dan merupakan leukemia kronik yang paling sering dijumpai di
Indonesia, insiden di Negara Barat adalah 1-1,4/100.000/tahun. Umumnya mengenai
usia pertengahan dengan puncak pada usia 40-50 tahun. (Wiwik dan Andi
Sulistyo,2008)
Sebagai mahasiswa
keperawatan perlu mempelajari materi Leukemia agar diharapkan nantinya bisa
menerapkan dalam perannya sebagai perawat yang professional. Sebagai
perawat,sangatlah penting kita menjalankan tugas kita dimana kita dituntut
untuk bekerja sebaik mungkin untuk kesembuhan seseorang yang mengidap penyakit
mematikan tersebut,tugas kita sebagai perawat diantaranya : 1. Memberikan
asuhan keperawatan yang dapat membantu dalam proses penyembuhan,
2. Pembuat Keputusan Klinis untuk memberikan perawatan yang efektif, 3. Sebagai
Pelindung dan Advokat Klien, 4. Sebagai Komunikator, 5. Sebagai Penyuluh untuk
menjelaskan konsep dan data tentang kesehatan, 6. Sebagai Kolaborator, dan 7.
Sebagai Edukator untuk membantu meningkatkan pengetahuan kesehatan, serta 8.
Sebagai Konsultan,
Maka dalam
makalah ini kami akan membahas tentang konsep penyakit dan Asuhan Keperawatan
pada pasien Leukemia.
B. Rumusa Masalah
1. Bagaimana konsep penyakit leukimia ?
2. Bagaimana
penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan kasus penyakit leukimia ?
3. Bagaimana
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus penyakit leukimia ?
C. Tujuan
Tujung umum
Mahasiswa
mampu memahami tentang konsep penyakit leukemia beserta asuhan keperawatannya
Tujuan khusus :
1. Mampu
menjelaskan pengertian penyakit leukemia
2. Mampu
menjelaskan jenis-jenis leukemia
3. Mampu
menjelaskan penyebab penyakit leukemia
4. Mampu
menjelaskan perjalanan penyakit leukemia
5. Mampu menjelaskan
tanda dan gejala penyakit leukemia
6. Mampu
menjabarkan komplikasi penyakit leukemia
7. Mampu
menjelaskan pemeriksaan penunjang penyakit leukemia
8. Mampu
menjelaskan penatalaksanaan dari peyakit leukemia
9. Mampu
melakukan pengkajian pada klien yang mengalami penyakit leukemia
10. Mampu
merumuskan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami leukemia
11. Mampu
membuat rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit
leukemia
12. Mampu
menerapkan rencana yang telah disusun pada klien yang mengalami penyakit
leukemia
13. Mampu
menyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
penyakit leukemia.
D. MANFAAT
Agar
mahasiswa benar-benar mampu memahami penyakit Leukemia sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien dengan penyakit
Leukemia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut teori :
1. Danielle,
1999
Leukemia
adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk sistem hematopoitik yang
mengakibatkan proliferasi sel-sel darah putih tidak terkontrol dan pada sel-sel
darah merah namun sangat jarang.
2. Sachaarin
Rossa,1996
Leukemia
adalah penyakit maligna proliferasi generalist dari jaringan pembentukan darah,
biasanya melibatkan leukosit.
3.
Reeves, 2001
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah
dalam sumsum tulang dan limfa nadi .
4. Smeltzer, 2002
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih
dalam sumsum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal
5. Mansjoer, 2002.
Leukimia
adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio
patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum
tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh
yang lain.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal
dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk
darah. Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah
putih dalam sumusm tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga
terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non
hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.
B.
Jenis – jenis Leukemia
1.
Leukemia Akut
adalah suatu
penyakit yang ditandai oleh proliferasi neoplastik dari salah satu sel darah
yang terjadi secara akut/ mendadak. Leukimia akut mempunyai kejadian yang cepat
dengan tipe yang progresif, dimana pasien dapat meninggal beberapa hari atau
beberapa bulan jika tidak diobati
Leukimia akut terdiri dari :
1)
Leukemia Mielositik Akut (LMA)
Merupakn leukimia yang mengenai sel
stem hematopoitik yang berdiferensiasi kesemua sel mieloid. LMA merupakan
leukimia non limfositik yang paling sering terjadi. Gejalan klinis yang dapat
terlihat yaitu rasa lelah, pucat, nafsu makan hilang, anemia, nyeri tulang
serta infeksi
2)
Leukemia Limfositik Akut (LLA)
Adanya kerusakan pada limfoid dengan
karakteristik proliferasi sel limfoid imatur pada sumsum tulang. Gejala
tersering yang dapat terjadi adalah rasa lelah, nyeri tulang dan sendi,
penurunan berat badan, malaise, demam dan karena menyerang daerah
ekstramedyular pasien LLA biasanya mengalami limfadenopati ( kelenjar getah
bening yang membesar) dan hepasplenomegali (lien dan hepar membesar)
2.
Leukemia kronis
Yaitu suatu
penyakit yang ditandai dengan proliferasi neuplastik dari salah satu sel yang
berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.
Leukimia kronis terdiri dari :
1)
Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)
Merupakan suatu penyakit yang
mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan seri granulosit yang
relatif matang. LMK merupakan leukimia kronis dengan gejala yang timbul
perlahan-lahan dan leukimianya berasal dari transformasi berasal dari sel induk
mieloid.
Gejala yang biasa terjadi yaitu BB
menurun, lemah, anoreksia, splenomegali, anemia dan asimtomatik.
2)
Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
Merupaka sutu gangguan
limpoproliferatip yang ditemuan pada orang tua (umur 60 thn). Karakteristik
leukimia jenis ini adalah adanya proliferasi awal limposit B. Gejala yang biasa
muncl berkaitan dengan hiper metabolik: kelelahan, penurunan berat badan,
diaporesis meningkat dan tidak tahan panas.
C.
Penyebab
Penyebab
yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :
1.
Faktor genetik : virus
tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell
leukemia-lymphoma virus/HTLV).
2.
Radiasi ionisasi : lingkungan
kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya.
3.
Terpapar zat-zat kimiawi
seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.
D.
Patofisiologi
Leukimia
mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih
dalam sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal. Ada dua masalah
terkait dengan sel leukimia yaitu adanya over produksi dari sel darah putih,
kedua adanya sel-sel abnormal atau imutur dari sel darah putih, sehingga fungsi
dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah putih yang sangat meningkat
akan menekan elemen sel darah yng lain seperti penurunan produksi eritrosit
mengakibatkan anemia, trombosit menjadi menurun mengakibakan trombositopenia
dan leukopenia dimana sel darah putih yng normal menjadi sedikit. Adanya
trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan keadaan
leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi. Sel-sel kangker darah putih
juga dapat meninvasi pada sumsum tulang dan perioseteum yang dapat
mengakibatkan tlang menjadi rapuh dan nyeri tulang.disaping itu infiltrasi ke
berbagai rgan seperti otak, ginjal, hti, limpa, kelenjar limfe menyebabkan
pembesaran dan gangguan pada organ terkait.
Jika penyebab leukemia adalah virus, maka virus tersebut akan mudah masuk
ke dalam tubuh manusia, jika struktur antigen virus sesuai dengan struktur
antigen manusia. Begitu juga sebaliknya, bila tidak sesuai maka akan ditolak
oleh tubuh. Stuktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari
berbagai alat tubuh terutama kulit dan selaput lendir yang terletak dipermukaan
tubuh. Istilah HL – A (Human Leucocyte Lotus – A) antigen terhadap jaringan
telah ditetapkan (WHO). Sistem HL – A individu ini diturunkan menurut hukum
genetika, sehingga adanya peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi
leukemia tidak dapat diabaikan (Ngastiyah, 1997).
Factor lingkungan berupa pajanan dengan radiasi pergion dosis tinggi di
sertai manifestasi leukimia yang bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia ( misal Benzen, arsen, pestisida,
kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastic ) di kaitakn dengan
frekuensi yang meningkat, khususnya agen-agen alkil. Kemungkian leukimian
meningkat pada penderita yang di obati baik dengan radiasi atau kemotrapi.
Setiap keadaan sumsum tulang hipopastik keliatannya merupakan predidposisi
terhadap leukimia. Agen kemotrapi yang
sering di gunakan untuk mengobati keganasan hematologic akan menghancurkan sel
dengan berbagai mekanisme seperti mengganguu maturasi dan metabolisme sel.
Penurunan produksi sel- sel darah merah menyebabkam anemia. Pucat terjadi
karena umumnya diakibatkan oleh berkurangnya volume darah, berkurangnya
hemoglobin dan vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman oksigen ke organ
vital neutropenia menyatakan penurunan jumlah absolut netrofil. Karena peranan
netrofil adalah untuk pertahanan hospes, maka akan mempengaruhi individu
terhadap infeksi. Dan kurangnya pemeliharaan pada endhotelial dari pembuluh –
pembuluh darah menyebabkan perdarahan kecil dan petekia pada jaringan kutaneus.
Perlu dicurigai adanya perdarahan besar pada paru- paru, saluran pencernaan dan
sistem syaraf sentral, kemungkinan besar terjadi pada arackhnoid dan kemudian
terjadi peningkatan tekanan intra kranial dan tanda- tanda meningitis seperti ;
sakit kepala, lethargi, muntah dan edema pupil. (Gede Yasmin, 1993).
Baganpatofisiologi Leukemia :
Faktor genetic , radiasi ionisasi, terpapar zat kimiawi
|
Proliferasi sel kanker
|
infiltrasi
|
Sel normal diganti dengan sel kanker
|
Sel kanker bersaing dengan sel normal dalam mendapatkan
nutrisi
|
LEUKEMIA
|
E.
Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang sering dijumpai pada penyakit leukemia
adalah sebagai berikut :
1)
Gejalan anemia ( lemah,
lesu,pucat dll)
2)
Demam
3)
Mimisan
4)
Anoreksia , mual, muntah
5)
Hepasplenomegali
(lien dan hepar membesar)
6)
limfadenopati ( kelenjar getah
bening yang membesar)
Gejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan
adanya anemia. Infeksi akan mudah atau sering terjadi karena sel darah putih
tidak dapat berfungsi dengan baik, rasa sakit atau nyeri pada tulang, serta
pendarahan yang sering terjadi karena darah sulit membeku. Jika tidak diobati,
maka akan mengakibatkan leukemia akut dan akhirnya dapat menyebabkan
kematian. Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu Leukemia biasanya
mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia
tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia
tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko
terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya
sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
F.
Komplikasi
1)
Nyeri tulang (terutama pada tulang
belakang atau tulang rusuk)
2)
Pengeroposan tulang sehingga tulang
mudah patah
3)
Anemia
4)
Infeksi bakteri berulang
5)
Gagal ginjal
G.
Pemeriksaan penunjang
1)
Pemeriksaan
laboratorium
a.
Darah tepi,
gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sumsum tulang
berupa adanya pansitopenia, limfositosis yang kadang- kadang menyebabkan
gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blas. Terdapatnya sel blas dalam
darah tepi merupakan gejala patognomik untuk leukimia.
b.
Kimia darah,
kolesterol mungkin rendah, asam urat dapat meningkat, hipogamaglobinemia.
c.
Sumsum
tulang dari pemeriksaan sumsum akan ditemukan gambaran yang monoton,yaitu hanya
trdiri dari sel limfopoetik, patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia
skunder).
2)
Cairan
cerebrospinal
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu
leukimia menigeal. Kelinan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan
penyakit baik dalam keadaan remisi maupun kambuh. Untuk mencegahnya di berikan
MTX secara intratecal secara rutin pada setiap pasien baru atauy pasien yang
menunjukan tanda – tanda tekanan intrakranial meninggi.
3)
Biopsi limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan
proliperasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limpa yang terdesak
seperti : limposit mormal, RES, granulosit, pulp cell.
H. Terapi
Pengobatan leukemia
ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan penyakit penyerta, antara lain
:
a. Radioterapi
dan Kemoterapi, dilakukan ketika sel leukemia sudah terjadi metastasis.
Kemoterapi juga dilakukan pada fase induksi remisi yang
bertujuan mempertahankan remisi selama mungkin.
b. Terapi
modlitas, untuk mencegah komplikasi, karena adanya pansitopenia,
anemia, perdarahan, dan infeksi. Pemberian antibiotik dan
transfusi darah dapat diberikan.
c. Pencegahan
terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi.
d. Transplantasi
sumsum tulang, transplantasi sumsum tulang merupakan alternatif terbaik dalm
penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan pada pasien dengan
limphoma,dan anemia aplastik.
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data
biografi pasien
Nama, umur, jenis kelamin,
alamat,agama, status, pendidikan, pekerjaan, suku.
2. Riwayat
Penyakit
a. Keuhan utama
Pada
penyakit leukemia ini klien biasanya lemah,
lelah, wajah terlihat pucat, sakit
kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
b. Riwayat penyakit Sekarang
Pada riwayat
penyakit pasien dengan leukemia, kaji adanya
tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya tanda-tanda adanya demam dan infeksi.
c. Riwayat
Kesehatan Keluarga
Apakah ada
anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit leukemia
d. Riwayat kebiasaan sehari-hari
Perbedaan
pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit.
e. Riwayat
psikososial
a) Psikologi
Pada kasus
ini biasanya klien dan keluarga takut dan
cemas terhadap penyakit yang diderita. Klien sangat membutukan dukungan dari keluarga dan perawat.
b) Sosial
Klien mempunyai
hubungan yang baik dengan keluarga maupun dengan tetangga disekitar rumahnya
dengan adanya keluarga dan tetangga yang membesuk serta klien hidup
dalam keadaan ekonomi yang sederhana.
I.
Nursing Clinical Pathway
Sel kanker
bersaing dengan sel normal dalam mendapatkan nutrisi
|
Proliferasi
sel kanker
|
Faktor genetic , radiasi ionisasi, terpapar zat kimiawi
|
infiltrasi
|
Sel normal
diganti dengan sel kanker
|
Depresi
sumsum tulang
|
Sel
kekurangan makanan
|
Infiltrasi
ssp
|
Infiltrasi
ekstra medular
|
Pembesaran
limfe, nodus limfe, liver, tulang
|
Tulang
menipis/ lemah
|
Eritrosit
|
Anemia
|
Intoleransi
aktifitas
|
Leukosit
|
Resiko
Infeksi
|
Faktor
pembekuan darah
|
Perdarahan/
mimisan
|
Resiko
kekurangan volume cairan
|
Perubahan
metabolisme tubuh
|
Anoreksia,
mual, muntah
|
Ketidak
seimbangan nutrisi : < dari kebutuhan tubuh
|
Lemah, pucat,
lesu
|
LEUKEMIA
|
Nyeri
|
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Penyebab
|
Masalah
|
1
|
Demam
|
Peningkatan
jumlah leukosit yang abnormal
Penurunan sistem pertahanan tubuh
Resiko
infeksi
|
Resiko tinggi infeksi
|
2
|
Gejala
anemia : kelelahan, pucat, lesu
|
Penurunan
jumlah eritrosit
Kekurangan
HB
Gejala anemia
lemah, pucat, lesu
Intoleransi aktivitas
|
Intoleransi aktivitas
|
3
|
Anoreksia,
mual dan muntah
|
Sel kekurangan makanan
Perubahan metabolism tubuh
Anoreksia, mual, muntah
Intake nutrisi tidak adekuat
Ketidak seimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan
|
Ketidak seimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan
|
4
|
Pendarahan,
mimisan
|
Penurunan
faktor pembekuan darah
Rentan
perdarahan
Resiko kekurangan vol cairan
|
Resiko
kekurangan vol cairan
|
5
|
Lemah,
tulang mengecil, pembesaran limfe dan pembesaran hepar
|
Infiltrasi
sel kanker ke extra medular
Pembesaran limfa, nodus, hepar
dan tulang
Tulang mengecil atau lemah
Nyeri
|
Nyeri
|
B. Diagnosa
Keperawatan
I.
Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat.
II.
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan.
III.
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan makanan
IV.
Resiko tinggi kekurangan
volume cairan berhubungan berhubungan dengan perdarahan
V.
Nyeri berhubungan dengan agens cedera
C.
INTERVENSI
Diagnose
|
Tujuan dan criteria
hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
Dx I : . Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh
sekunder yang tidak adekuat.
|
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak terjadi
dengan
Kriteria
Hasil : kesadaran klien meningkat,kelemahan dan keletihan berkurang.
|
1.
Tempatkan pasien pada
ruangan khusus tidak digabung dengan pasien infeksi lainnya (mandiri)
2.
Anjurkan kepada pengunjung dan petugas kesehatan untukmenjaga kebersihan diri
sebelum kontak dengan pasien (mandiri)
3.
Lakukan cuci tangan sebelum
kontak dengan pasien (mandiri)
4.
Anjurkan pasien untuk cuci
tangan sebelum makan dan selalu menjaga kebersihan diri (mandiri)
5.
Gunakan masker mulut
(mandiri)
6.
Anjurkan pasien untuk tidak
makan sayuran dan buah mentah (mandiri)
7.
Lakukan tindakan infasip
seminimal mungkin dengan tehnik aseptic dan antiseptic (mandiri)
8.
Berikan nutrisi tinggi
kalori dan tinggi protein (kolaborasi)
9.
Monitor suhu tubuh (mandiri)
10. Monitor hasil laboratorium (kolaborasi)
11. Laksanakan program pengobatan : pemberian anti
biotic,kemotrapi.(kolaborasi)
12. Berikan penkes pada pasien dan keluarga tentang resiko infeksi ( mandiri)
|
1.
Mengurangi resiko infeksi
silang karna daya tahan tubuh yang rendah
2.
Infeksi silang dapat dibawa
oleh pengunjung atau petugas kesehatan.
3.
Mencegah infeksi nosokonial
4.
Mengurangi resiko infeksi
5.
Penularan mikro organism
dapat terjadi melalui mulut
6.
Sayuran dan buah mentah
lebih banyak mikri organismenya dbandingkan dengan yang sudah dimasak.
7.
Tindakan inpasif menjadi
jalan masuk kuman dalam tubuh.
8.
Nutrisi yang adekuat
meningkatkan daya tahan tubuh
9.
Peningkatan suhu tubuh
menandakan salah satu indicator infeksi
10. Nilai laboratorium menandakan ada atau tidaknya infeksi
11. Mencegah infeksi
12. Pasien dan keluarga kooveratif dalam pencegahan infeksi.
|
Dx II :
Inteleransi Aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
|
Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Kriteria hasil :
1.
Klien tidak pusing
2.
Klien tidak lemah
3.
HB 12 gr/%
4.
Leukosit normal
|
1.
Jelaskan tenteng intoleransi
aktivitas (mandiri)
2.
kaji kemampuan aktivitas
padien,lakukan istirahat secara berkala (mandiri)
3.
Ukur tekanan
darah,pernapasan dan nadi sebelum dan sesudah aktifitas (mandiri)
4.
Berikan diet tinggi
kalori,tinggi kalori,tinggi protein (kolaborasi)
5.
Monitor HB dan henatokrit,
(kolaborasi)
6.
Kolaborasi dalam pemberian
transpusi darah (kolaborasi)
|
1.
Pasien memahami keadaannya
sehingga lebih koperatif dalam prawatan
2.
Istirahat mengurangi beban
kerja jantung
3.
Memonitor komplikasi selama
aktivitas.
4.
Meningkathan kadar HB
5.
Salah satu indicator
sirkulasi darah
6.
Meningkatkan HB dan
sirkulasi darah.
|
Dx
III : Ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan makanan
|
Tujuan :
Menguramgi mual,muntah sebelum,selama,dan sesudah
pemberian kemotrapi
KH :
1. Melaporkan
penurunan mual,muntah
2. Mengkonsumsi cairan dan makanan yang adekuat
|
1.
Dorong keluarga untuk tetap rileks
pada saat pasien makan (mandiri)
2.
Dorong masukan nutrisi dengan jumlah
sedikit tapi sering (mandiri)
3.
Anjurkan pasien untuk diet tinggi
kalori kaya nutrient (kolaborasi)
4.
Pastikan hidrasi cairan yang
adekuat,sebelum,selama,dan sesudah pemberian obat.kaji intek dan output
cairan (mandiri)
5.
Berikan dukungan kepada
klien agar dapat menjaga personal hygiene dengan baik (mandiri)
|
1. jelaskan
bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah
2. karena
jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik
3. Kebutuhan
jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk
sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan
kalori dan protein yang adekuat
4. Volume cairan yang adekuat akan mengencerkan kadar obat,mengurangi
stimulasi reseptor muntah.
5. Mengurangi rasa kecap yang tidak menyenangkan
|
Dx IV : Resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan berhubungan dengan perdarahan
|
Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan volume
cairan
KH :
Klien
menunjukkan volume cairan adekuat dibuktikan dengan TTV stabil
|
1.
Awasi intake dan output cairan
2.
Timbang BB
tap hari
3.
Perhatikan
adanya mual, demam
4.
Dorong
cairan sampai 3-4 L/ hari bia masukan oral dimulai
5.
Kolaborasi
pemberian cairan IV sesuai indikasi
6.
Pertahankan
kecukupan cairan untuk hidrasi yang adekuat
|
1.
Mengukur
keadekuatan penggantian cairan sesuai fungsi ginjal
2.
Perubahan
dapat menunjukkan efek hipolevemia (perdarahan/ dehidrasi)
3.
Mempengaruhi
pemasukan, kebutuhan cairandan rute penggantian
4.
Meningkatkan aliran urin, mencegah
pencetus asam urat dan menungkatkan pembersihan obat antineoplastik
5.
Mempertahankan keseimbangan
cairan/ elektrolit pada tak adanya pemasukan melalui oral ; menurunkan resiko
komplikasi ginjal
6.
Supaya
kelembaban kulit tetap terjaga dan tidak mengalami dehidrasi
|
Dx V : nyeri
berhubungan dengan agen cedera.
|
Tujuan ;
Setelah di lakukan tindakan keperawatan nyeri akan
berkurang
KH :
1.
Melaporkan tingkat nyeri
penurunan tingkat nyeri
2.
Menjelaskan bagaimana
keletihan dan ketakutan memengaruhi nyeri
3.
Menerima medikasi nyeri
sesuai dengan yang diresepkan
4.
Menunjukkan penurunan tanda-tanda
fisik dan prilaku tentang nyeri
5.
Mengambil pran aktif dalam
pemberian analgetik
6.
Mengidentifikasi setrategi
peredaan nyeri
|
1.
Kaji karaktristik nyeri :
lokasi,kualitas,frekuensi dan durasi. (mandiri)
2.
Kaji factor lain yang
menunjang nyeri,keletihan dan marah klien (mandiri)
3.
Berikan analgetik untuk
meningkatkan peredaan nyeri optimal dalam batas resep dokter (kolaborasi)
4.
Kaji respon prilaku terhadap nyeri
dan pengalaman nyeri ( mandiri)
5.
Kolaborasi dengan
klien,dokter dan tim perawatan kesehatan lain ketika mengubah peƱata
laksanaan nyeri diperlukan
(kolaborasi)
6.
Berikan dukungan penggunaan
setrategi pereda nyeri yang telah klien terapkan dengan berhasil pada
pengalaman nyeri sebelumnya. (mandiri)
7.
Ajarkan klien strategi baru
untuk meredakan nyeri : distraksi,imajinasi,relaksasi, (mandiri)
|
1.
Untuk mengkaji perubahan
tingkat nyeri
2.
Memberikan data tentang
factor-faktor yang menurunkan kemampuan klien untuk menoleransi nyeri.
3.
Analgetik cenderung lebih
epektif ketika diberikan secara dini pada siklus nyeri
4.
Memberikan informasi
tambahan tentang nyeri klien
5.
Metode baru pemberian
analgetik harus dapat diterim klien,dokter dan tim perawata kesehatan
lain agar dapat epektif,partisifasi
klien menurunkan rasa ketidak berdayaan klien.
6.
Memberikan dorongan
setrategi peredaan nyeri yang dapat diterima klien dan keluarga.
7.
Meningkatkan jumlah pilihan
dan setrategi yang tersedia bagi klien
|
BAB
IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Leukimia
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit
yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah. Leukemia ini disebabkan karena
mutasi salah satu sel yang kemungkinan berproliferasi secara tidak terkendali
sebagai penyebab sering dihubungkannya dengan radiasi, zat kimia, virus dan faktor
genetik. Tanda dan gejala yang terdapat pada leukemia seperti
anemia,mimisan,demam,dan hepasplenomegali dan limfadenopati. Pengobatan leukemia
ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan penyakit penyerta, antara lain
: Radioterapi dan Kemoterapi, Terapi modlitas, Pencegahan terpaparnya
mikroorganisme dan Transplantasi sumsum
tulang.
Asuhan
keperawatan yang dapat diberikan harus sesuai dengan data yang di kaji pada
saat pengkajian dan diagnose yang
ditegakkan karna setiap diagnose berbeda cara perencanaan serta penanganannya.
B. SARAN
Mahasiswa
harus memahami konsep dan Asuhan keperawatan pada gangguan hematologi dengan
pasien leukemia. Karna dengan pemahaman yang benar mahasiswa mampu memberikan
tindakan yang mandiri,kolaborasi dan edukasi secara tepat. Karna sebagai
mahasiswa kesehatan pada bidang keperawatan,tugasnya adalah pemberi asuhan
keperawatan, educator atau pendidik,kolaborator,advokat, peneliti serta
konsultan bagi pasien pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar