Senin, 02 Desember 2013

makalah Leukemia



Konsep Penyakit Dan Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Hematologi Dengan Kasus Leukemia


DI SUSUN OLEH:



Yulia Safwati


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN AJARAN 2013/2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gambaran masyarakat di Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh republik Indonesia. Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai Indonesi sehat tahun 2015.
Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi akif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia adalah layanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara merata di Indonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Banyaknya penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit menyebabkan sulitnya untuk menangguglangi penyakit. Terutama pada penyakit berat seperti penyakit kardiovaskuler,sistem imun hematologi dan lain-lain. Penyakit pada system hematologi yang mengakibatkan kematian diantaranya adalah .leukemia.. Leukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk sistem hematopoitik yang mengakibatkan proliferasi sel-sel darah putih tidak terkontrol.
Leukemia merupakan keganasan yang sering dijumpai tetapi hanya merupakan sebagian kecil dari kanker secara keseluruhan. Beberapa data epidemiologi menunjukkan hasil sebagai berikut. Insiden leukemia di Negara Barat adalah 13/100.000 penduduk/tahun. Leukemia merupakan 2,8% dari seluruh kasus kanker, belum ada angka pasti mengenai insiden leukemia di Indonesia. Insiden AML (Acute Myloid Leukemia) kira-kira 2-3/100.000 penduduk, AML lebih sering di temukan pada usia dewasa (85%) dari pada anak-anak (15%). Pada ALL (Acute Lymphoblastic Leukemia) 2-3/100.000 penduduk,lebih sering di temukan pada usia dewasa (83%) daripada anak-anak (18%). Sedangkan pada CML (Cronic Myloid Leukemia) ditemukan 15-20% dari Leukemia dan merupakan leukemia kronik yang paling sering dijumpai di Indonesia, insiden di Negara Barat adalah 1-1,4/100.000/tahun. Umumnya mengenai usia pertengahan dengan puncak pada usia 40-50 tahun. (Wiwik dan Andi Sulistyo,2008)
Sebagai mahasiswa keperawatan perlu mempelajari materi Leukemia agar diharapkan nantinya bisa menerapkan dalam perannya sebagai perawat yang professional. Sebagai perawat,sangatlah penting kita menjalankan tugas kita dimana kita dituntut untuk bekerja sebaik mungkin untuk kesembuhan seseorang yang mengidap penyakit mematikan tersebut,tugas kita sebagai perawat diantaranya : 1. Memberikan asuhan keperawatan yang dapat membantu dalam proses penyembuhan, 2. Pembuat Keputusan Klinis untuk memberikan perawatan yang efektif, 3. Sebagai Pelindung dan Advokat Klien, 4. Sebagai Komunikator, 5. Sebagai Penyuluh untuk menjelaskan konsep dan data tentang kesehatan, 6. Sebagai Kolaborator, dan 7. Sebagai Edukator untuk membantu meningkatkan pengetahuan kesehatan, serta 8. Sebagai Konsultan,
Maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang konsep penyakit dan Asuhan Keperawatan pada pasien Leukemia.

B.     Rumusa Masalah
1.      Bagaimana  konsep penyakit leukimia ?
2.      Bagaimana penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan kasus penyakit leukimia ?
3.      Bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus penyakit leukimia ?

C.     Tujuan
Tujung umum
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep penyakit leukemia beserta asuhan keperawatannya
Tujuan khusus :
1.      Mampu menjelaskan pengertian penyakit leukemia
2.      Mampu menjelaskan jenis-jenis leukemia
3.      Mampu menjelaskan penyebab penyakit leukemia
4.      Mampu menjelaskan perjalanan penyakit leukemia
5.      Mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit leukemia
6.      Mampu menjabarkan komplikasi penyakit leukemia
7.      Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang penyakit leukemia
8.      Mampu menjelaskan penatalaksanaan dari peyakit leukemia
9.      Mampu melakukan pengkajian pada klien yang mengalami penyakit leukemia
10.  Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami leukemia
11.  Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit leukemia
12.  Mampu menerapkan rencana yang telah disusun pada klien yang mengalami penyakit leukemia
13.  Mampu menyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit leukemia.
D.    MANFAAT
Agar mahasiswa benar-benar mampu memahami penyakit Leukemia sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien dengan penyakit Leukemia.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Menurut teori :
1.      Danielle, 1999
Leukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk sistem hematopoitik yang mengakibatkan proliferasi sel-sel darah putih tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang.
2.      Sachaarin Rossa,1996
Leukemia adalah penyakit maligna proliferasi generalist dari jaringan pembentukan darah, biasanya melibatkan leukosit.
3.      Reeves, 2001
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi .
4.      Smeltzer, 2002
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal
5.      Mansjoer, 2002.
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah. Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumusm tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.

B.     Jenis – jenis Leukemia
1.      Leukemia Akut
adalah suatu penyakit yang ditandai oleh proliferasi neoplastik dari salah satu sel darah yang terjadi secara akut/ mendadak. Leukimia akut mempunyai kejadian yang cepat dengan tipe yang progresif, dimana pasien dapat meninggal beberapa hari atau beberapa bulan jika tidak diobati
Leukimia akut terdiri dari :
1)      Leukemia Mielositik Akut (LMA)
Merupakn leukimia yang mengenai sel stem hematopoitik yang berdiferensiasi kesemua sel mieloid. LMA merupakan leukimia non limfositik yang paling sering terjadi. Gejalan klinis yang dapat terlihat yaitu rasa lelah, pucat, nafsu makan hilang, anemia, nyeri tulang serta infeksi
2)      Leukemia Limfositik Akut (LLA)
Adanya kerusakan pada limfoid dengan karakteristik proliferasi sel limfoid imatur pada sumsum tulang. Gejala tersering yang dapat terjadi adalah rasa lelah, nyeri tulang dan sendi, penurunan berat badan, malaise, demam dan karena menyerang daerah ekstramedyular pasien LLA biasanya mengalami limfadenopati ( kelenjar getah bening yang membesar) dan hepasplenomegali (lien dan hepar membesar)
2.      Leukemia kronis
Yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi neuplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.
Leukimia kronis terdiri dari :
1)      Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)
Merupakan suatu penyakit yang mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan seri granulosit yang relatif matang. LMK merupakan leukimia kronis dengan gejala yang timbul perlahan-lahan dan leukimianya berasal dari transformasi berasal dari sel induk mieloid.
Gejala yang biasa terjadi yaitu BB menurun, lemah, anoreksia, splenomegali, anemia dan asimtomatik.
2)      Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
Merupaka sutu gangguan limpoproliferatip yang ditemuan pada orang tua (umur 60 thn). Karakteristik leukimia jenis ini adalah adanya proliferasi awal limposit B. Gejala yang biasa muncl berkaitan dengan hiper metabolik: kelelahan, penurunan berat badan, diaporesis meningkat dan tidak tahan panas.



C.     Penyebab
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :
1.      Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell leukemia-lymphoma virus/HTLV).
2.      Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya.
3.      Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.

D.    Patofisiologi
Leukimia mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal. Ada dua masalah terkait dengan sel leukimia yaitu adanya over produksi dari sel darah putih, kedua adanya sel-sel abnormal atau imutur dari sel darah putih, sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah putih yang sangat meningkat akan menekan elemen sel darah yng lain seperti penurunan produksi eritrosit mengakibatkan anemia, trombosit menjadi menurun mengakibakan trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yng normal menjadi sedikit. Adanya trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan keadaan leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi. Sel-sel kangker darah putih juga dapat meninvasi pada sumsum tulang dan perioseteum yang dapat mengakibatkan tlang menjadi rapuh dan nyeri tulang.disaping itu infiltrasi ke berbagai rgan seperti otak, ginjal, hti, limpa, kelenjar limfe menyebabkan pembesaran dan gangguan pada organ terkait.
Jika penyebab leukemia adalah virus, maka virus tersebut akan mudah masuk ke dalam tubuh manusia, jika struktur antigen virus sesuai dengan struktur antigen manusia. Begitu juga sebaliknya, bila tidak sesuai maka akan ditolak oleh tubuh. Stuktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh terutama kulit dan selaput lendir yang terletak dipermukaan tubuh. Istilah HL – A (Human Leucocyte Lotus – A) antigen terhadap jaringan telah ditetapkan (WHO). Sistem HL – A individu ini diturunkan menurut hukum genetika, sehingga adanya peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak dapat diabaikan (Ngastiyah, 1997).
Factor lingkungan berupa pajanan dengan radiasi pergion dosis tinggi di sertai manifestasi leukimia yang bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia  ( misal Benzen, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastic ) di kaitakn dengan frekuensi yang meningkat, khususnya agen-agen alkil. Kemungkian leukimian meningkat pada penderita yang di obati baik dengan radiasi atau kemotrapi. Setiap keadaan sumsum tulang hipopastik keliatannya merupakan predidposisi terhadap leukimia.  Agen kemotrapi yang sering di gunakan untuk mengobati keganasan hematologic akan menghancurkan sel dengan berbagai mekanisme seperti mengganguu maturasi dan metabolisme sel.
Penurunan produksi sel- sel darah merah menyebabkam anemia. Pucat terjadi karena umumnya diakibatkan oleh berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin dan vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman oksigen ke organ vital neutropenia menyatakan penurunan jumlah absolut netrofil. Karena peranan netrofil adalah untuk pertahanan hospes, maka akan mempengaruhi individu terhadap infeksi. Dan kurangnya pemeliharaan pada endhotelial dari pembuluh – pembuluh darah menyebabkan perdarahan kecil dan petekia pada jaringan kutaneus. Perlu dicurigai adanya perdarahan besar pada paru- paru, saluran pencernaan dan sistem syaraf sentral, kemungkinan besar terjadi pada arackhnoid dan kemudian terjadi peningkatan tekanan intra kranial dan tanda- tanda meningitis seperti ; sakit kepala, lethargi, muntah dan edema pupil. (Gede Yasmin, 1993).

Baganpatofisiologi Leukemia :

Faktor genetic , radiasi ionisasi, terpapar zat kimiawi
Proliferasi sel kanker
infiltrasi
Sel normal diganti dengan sel kanker
Sel kanker bersaing dengan sel normal dalam mendapatkan nutrisi
 








                                                   
LEUKEMIA
 



E.     Tanda dan gejala
Tanda dan gejala  yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :
1)      Gejalan anemia ( lemah, lesu,pucat dll)
2)      Demam
3)      Mimisan
4)      Anoreksia , mual, muntah
5)      Hepasplenomegali (lien dan hepar membesar)
6)      limfadenopati ( kelenjar getah bening yang membesar)
Gejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan adanya anemia. Infeksi akan mudah atau sering terjadi karena sel darah putih tidak dapat berfungsi dengan baik, rasa sakit atau nyeri pada tulang, serta pendarahan yang sering terjadi karena darah sulit membeku. Jika tidak diobati, maka akan mengakibatkan leukemia akut dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
F.      Komplikasi
1)      Nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk)
2)      Pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah
3)      Anemia
4)      Infeksi bakteri berulang
5)      Gagal ginjal

G.    Pemeriksaan penunjang
1)      Pemeriksaan laboratorium
a.       Darah tepi, gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sumsum tulang berupa adanya pansitopenia, limfositosis yang kadang- kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blas. Terdapatnya sel blas dalam darah tepi merupakan gejala patognomik untuk leukimia.
b.      Kimia darah, kolesterol mungkin rendah, asam urat dapat meningkat, hipogamaglobinemia.
c.       Sumsum tulang dari pemeriksaan sumsum akan ditemukan gambaran yang monoton,yaitu hanya trdiri dari sel limfopoetik, patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia skunder).
2)      Cairan cerebrospinal
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu leukimia menigeal. Kelinan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam keadaan remisi maupun kambuh. Untuk mencegahnya di berikan MTX secara intratecal secara rutin pada setiap pasien baru atauy pasien yang menunjukan tanda – tanda tekanan intrakranial meninggi.
3)      Biopsi limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limpa yang terdesak seperti : limposit mormal, RES, granulosit, pulp cell.

H.    Terapi
Pengobatan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan penyakit penyerta, antara lain :
a.       Radioterapi dan Kemoterapi, dilakukan ketika sel leukemia sudah terjadi metastasis. Kemoterapi juga dilakukan pada fase induksi remisi yang bertujuan  mempertahankan remisi selama mungkin.
b.      Terapi modlitas, untuk mencegah komplikasi, karena adanya pansitopenia, anemia, perdarahan, dan infeksi. Pemberian antibiotik  dan transfusi darah dapat diberikan.
c.       Pencegahan terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi.
d.      Transplantasi sumsum tulang, transplantasi sumsum tulang merupakan alternatif terbaik dalm penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan pada pasien dengan limphoma,dan anemia aplastik.





BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian
1.      Data biografi pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat,agama, status, pendidikan, pekerjaan, suku.
2.      Riwayat Penyakit
a.       Keuhan utama
Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
b.      Riwayat penyakit Sekarang
Pada riwayat penyakit pasien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepatKaji adanya tanda-tanda adanya demam dan infeksi.
c.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit leukemia
d.      Riwayat kebiasaan sehari-hari
Perbedaan pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit.
e.       Riwayat psikososial
a)      Psikologi
Pada kasus ini biasanya klien dan keluarga takut dan cemas terhadap penyakit yang diderita. Klien sangat membutukan dukungan dari keluarga dan perawat.
b)      Sosial
Klien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga maupun dengan tetangga disekitar rumahnya dengan adanya keluarga dan tetangga yang membesuk serta klien hidup dalam keadaan ekonomi yang sederhana.






I.       Nursing Clinical Pathway
Sel kanker bersaing dengan sel normal dalam mendapatkan nutrisi
Proliferasi sel kanker
Faktor genetic , radiasi ionisasi, terpapar zat kimiawi
infiltrasi
Sel normal diganti dengan sel kanker
Depresi sumsum tulang
Sel kekurangan makanan
Infiltrasi ssp
Infiltrasi ekstra medular
Pembesaran limfe, nodus limfe, liver, tulang
Tulang menipis/ lemah
Eritrosit
Anemia
Intoleransi aktifitas
Leukosit
Resiko Infeksi
Faktor pembekuan darah
Perdarahan/ mimisan
Resiko kekurangan volume cairan
Perubahan metabolisme tubuh
Anoreksia, mual, muntah
Ketidak seimbangan nutrisi : < dari kebutuhan tubuh
Lemah, pucat, lesu
LEUKEMIA
   Nyeri
 

































ANALISA DATA
No
Data
Penyebab
Masalah
1
Demam
Peningkatan jumlah leukosit yang abnormal

Penurunan sistem pertahanan tubuh
 


      Resiko infeksi

Resiko  tinggi infeksi
2
Gejala anemia : kelelahan, pucat, lesu
Penurunan jumlah eritrosit

Kekurangan HB

Gejala anemia
 

 lemah, pucat, lesu

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

3
Anoreksia, mual dan muntah
Sel kekurangan makanan
 

Perubahan metabolism tubuh
 

Anoreksia, mual, muntah
 

Intake nutrisi tidak adekuat
 

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan



Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

4
Pendarahan, mimisan

Penurunan faktor pembekuan darah

Rentan perdarahan

Resiko kekurangan vol cairan


Resiko kekurangan vol cairan

5
Lemah, tulang mengecil, pembesaran limfe dan pembesaran hepar
Infiltrasi sel kanker ke extra medular

Pembesaran limfa, nodus, hepar dan tulang
 

Tulang mengecil atau lemah
 

Nyeri


Nyeri



B.     Diagnosa Keperawatan
                I.            Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat.
             II.            Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
          III.            Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
          IV.            Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan berhubungan dengan perdarahan
             V.            Nyeri berhubungan dengan agens cedera


C.     INTERVENSI
Diagnose
Tujuan dan criteria hasil
Intervensi
Rasional
Dx I : . Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak terjadi dengan
Kriteria Hasil : kesadaran klien meningkat,kelemahan dan keletihan berkurang.
1.      Tempatkan pasien pada ruangan khusus tidak digabung dengan pasien infeksi lainnya (mandiri)
2.      Anjurkan kepada pengunjung dan petugas kesehatan untukmenjaga kebersihan diri sebelum kontak dengan pasien (mandiri)
3.      Lakukan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien (mandiri)
4.      Anjurkan pasien untuk cuci tangan sebelum makan dan selalu menjaga kebersihan diri (mandiri)
5.      Gunakan masker mulut (mandiri)
6.      Anjurkan pasien untuk tidak makan sayuran dan buah mentah (mandiri)
7.      Lakukan tindakan infasip seminimal mungkin dengan tehnik aseptic dan antiseptic (mandiri)
8.      Berikan nutrisi tinggi kalori dan tinggi protein (kolaborasi)
9.      Monitor suhu tubuh (mandiri)
10.  Monitor hasil laboratorium (kolaborasi)
11.  Laksanakan program pengobatan : pemberian anti biotic,kemotrapi.(kolaborasi)
12.  Berikan penkes pada pasien dan keluarga tentang resiko infeksi ( mandiri)
1.      Mengurangi resiko infeksi silang karna daya tahan tubuh yang rendah
2.      Infeksi silang dapat dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan.
3.      Mencegah infeksi nosokonial

4.      Mengurangi resiko infeksi
5.      Penularan mikro organism dapat terjadi melalui mulut
6.      Sayuran dan buah mentah lebih banyak mikri organismenya dbandingkan dengan yang sudah dimasak.
7.      Tindakan inpasif menjadi jalan masuk kuman dalam tubuh.
8.      Nutrisi yang adekuat meningkatkan daya tahan tubuh
9.      Peningkatan suhu tubuh menandakan salah satu indicator infeksi
10.  Nilai laboratorium menandakan ada atau tidaknya infeksi
11.  Mencegah infeksi
12.  Pasien dan keluarga kooveratif dalam pencegahan infeksi.
Dx II :
Inteleransi Aktifitas berhubungan dengan kelemahan.

Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Kriteria hasil :
1.    Klien tidak pusing
2.    Klien tidak lemah
3.    HB 12 gr/%
4.    Leukosit normal

1.         Jelaskan tenteng intoleransi aktivitas (mandiri)
2.         kaji kemampuan aktivitas padien,lakukan istirahat secara berkala (mandiri)
3.         Ukur tekanan darah,pernapasan dan nadi sebelum dan sesudah aktifitas (mandiri)
4.         Berikan diet tinggi kalori,tinggi kalori,tinggi protein (kolaborasi)
5.         Monitor HB dan henatokrit, (kolaborasi)
6.         Kolaborasi dalam pemberian transpusi darah (kolaborasi)

1.      Pasien memahami keadaannya sehingga lebih koperatif dalam prawatan
2.      Istirahat mengurangi beban kerja jantung
3.      Memonitor komplikasi selama aktivitas.
4.      Meningkathan kadar HB
5.      Salah satu indicator sirkulasi darah
6.      Meningkatkan HB dan sirkulasi darah.
Dx III : Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan

Tujuan :
Menguramgi mual,muntah sebelum,selama,dan sesudah pemberian kemotrapi
KH :
1.      Melaporkan penurunan mual,muntah
2.      Mengkonsumsi cairan dan makanan yang adekuat

1.         Dorong keluarga untuk tetap rileks pada saat pasien makan (mandiri)
2.         Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering (mandiri)
3.         Anjurkan pasien untuk diet tinggi kalori kaya nutrient (kolaborasi)
4.         Pastikan hidrasi cairan yang adekuat,sebelum,selama,dan sesudah pemberian obat.kaji intek dan output cairan (mandiri)
5.         Berikan dukungan kepada klien agar dapat menjaga personal hygiene dengan baik (mandiri)

1.      jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah
2.      karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik
3.      Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat
4.      Volume cairan yang adekuat akan mengencerkan kadar obat,mengurangi stimulasi reseptor muntah.
5.      Mengurangi rasa kecap yang tidak menyenangkan
Dx IV : Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan berhubungan dengan perdarahan

Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan volume cairan
KH :
Klien menunjukkan volume cairan adekuat dibuktikan dengan TTV stabil

1.      Awasi intake dan output cairan
2.      Timbang BB tap hari
3.      Perhatikan adanya mual, demam
4.      Dorong cairan sampai 3-4 L/ hari bia masukan oral dimulai
5.      Kolaborasi pemberian cairan IV sesuai indikasi
6.      Pertahankan kecukupan cairan untuk hidrasi yang adekuat
1.        Mengukur keadekuatan penggantian cairan sesuai fungsi ginjal
2.        Perubahan dapat menunjukkan efek hipolevemia (perdarahan/ dehidrasi)
3.        Mempengaruhi pemasukan, kebutuhan cairandan rute penggantian
4.        Meningkatkan aliran urin, mencegah pencetus asam urat dan menungkatkan pembersihan obat antineoplastik
5.        Mempertahankan keseimbangan cairan/ elektrolit pada tak adanya pemasukan melalui oral ; menurunkan resiko komplikasi ginjal
6.        Supaya kelembaban kulit tetap terjaga dan tidak mengalami dehidrasi

Dx V : nyeri berhubungan dengan agen cedera.
Tujuan ;
Setelah di lakukan tindakan keperawatan nyeri akan berkurang
KH :
1.    Melaporkan tingkat nyeri penurunan tingkat nyeri
2.    Menjelaskan bagaimana keletihan dan ketakutan memengaruhi nyeri
3.    Menerima medikasi nyeri sesuai dengan yang diresepkan
4.    Menunjukkan penurunan tanda-tanda fisik dan prilaku tentang nyeri
5.    Mengambil pran aktif dalam pemberian analgetik
6.    Mengidentifikasi setrategi peredaan nyeri

1.      Kaji karaktristik nyeri : lokasi,kualitas,frekuensi dan durasi. (mandiri)
2.      Kaji factor lain yang menunjang nyeri,keletihan dan marah klien (mandiri)
3.      Berikan analgetik untuk meningkatkan peredaan nyeri optimal dalam batas resep dokter (kolaborasi)
4.      Kaji respon prilaku terhadap nyeri dan pengalaman nyeri ( mandiri)

5.      Kolaborasi dengan klien,dokter dan tim perawatan kesehatan lain ketika mengubah peƱata laksanaan nyeri diperlukan  (kolaborasi)
6.      Berikan dukungan penggunaan setrategi pereda nyeri yang telah klien terapkan dengan berhasil pada pengalaman nyeri sebelumnya. (mandiri)
7.      Ajarkan klien strategi baru untuk meredakan nyeri : distraksi,imajinasi,relaksasi, (mandiri)
1.      Untuk mengkaji perubahan tingkat nyeri
2.      Memberikan data tentang factor-faktor yang menurunkan kemampuan klien untuk menoleransi nyeri.
3.      Analgetik cenderung lebih epektif ketika diberikan secara dini pada siklus nyeri
4.      Memberikan informasi tambahan tentang nyeri klien
5.      Metode baru pemberian analgetik harus dapat diterim klien,dokter dan tim perawata kesehatan lain  agar dapat epektif,partisifasi klien menurunkan rasa ketidak berdayaan klien.
6.      Memberikan dorongan setrategi peredaan nyeri yang dapat diterima klien dan keluarga.
7.      Meningkatkan jumlah pilihan dan setrategi yang tersedia bagi klien



















BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah. Leukemia ini disebabkan karena mutasi salah satu sel yang kemungkinan berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab sering dihubungkannya dengan radiasi, zat kimia, virus dan faktor genetik. Tanda dan gejala yang terdapat pada leukemia seperti anemia,mimisan,demam,dan hepasplenomegali dan limfadenopati. Pengobatan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan penyakit penyerta, antara lain : Radioterapi dan Kemoterapi, Terapi modlitas, Pencegahan terpaparnya mikroorganisme  dan Transplantasi sumsum tulang.
Asuhan keperawatan yang dapat diberikan harus sesuai dengan data yang di kaji pada saat pengkajian dan  diagnose yang ditegakkan karna setiap diagnose berbeda cara perencanaan serta penanganannya.

B.     SARAN
Mahasiswa harus memahami konsep dan Asuhan keperawatan pada gangguan hematologi dengan pasien leukemia. Karna dengan pemahaman yang benar mahasiswa mampu memberikan tindakan yang mandiri,kolaborasi dan edukasi secara tepat. Karna sebagai mahasiswa kesehatan pada bidang keperawatan,tugasnya adalah pemberi asuhan keperawatan, educator atau pendidik,kolaborator,advokat, peneliti serta konsultan bagi pasien pada khususnya dan  masyarakat pada umumnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar