` BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting baik
untuk pertumbuhan maupun mempertahankan kehidupan. Makanan memberikan energi dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti jaringan, untuk
bekerja, dan untuk memelihara pertahanan tubuh terhadap penyakit (Adams, 2003).
Makanan dapat membuat orang menjadi sehat atau sakit. Makanan yang
sehat membuat tubuh menjadi sehat namun, makanan yang sudah terkonaminasi dapat
menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi
haruslah terjamin baik dari segi kualitas dan kuantitasnya.
Untuk mencegah kontamisi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan diperlukan penerapan sanitasi makanan. Sanitasi makanan
adalah usaha untuk mengamankan dan menyelamatkan makanan agar tetap bersih,
sehat dan aman.
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni ; faktor
fisik, faktor kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan
kondisi ruangan yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara
yang kurang baik, temperatur ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya.
Untukmenghindari kerusakan makanan yang disebabkan oleh faktor
fisik, maka perlu diperhatikan susunan dan konstruksi dapur serta tempat
penyimpanan makanan. Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor kimia
karena adanya zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan
makanan, obat-obat penyemprot hama, penggunaan wadah bekas obat-obat pertanian
untuk kemasan makanan, dan lain-lain.
Sanitasi makanan yang
buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologi karena adanya kontaminasi oleh
bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat buruknya sanitasi makanan dapat
timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut.
Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dibagi 2 yaitu
keracunan makanan dan penyakit bawaan makanan (Mulia, 2005).
B.
Tujuan
Penulis menyusun makalah ini untuk mendukung kegiatan belajar mengajar
jurusan keperawatan khususnya di mata kuliah keperawatan Komunitas I.
C.
Rumusan
Masalah
a. Apa pengertian dari sanitasi
makanan?
b. Apa saja faktor yang
mempengaruhi sanitasi makanan?
c. Apa saja faktor penyebab
makanan menjadi berbahaya?
d. Bagaimana hubungan suhu dan
waktu?
e. Bagaimana pelaksanaan higiene
dan sanitasi?
f. Bagaimana pengawasan makanan?
g. Bagaimana pengaruh makanan
terhadap kesehatan/
h. Apa saja penyebab penyakit
bawaan makanan?
i.
Bagaimana sanitasi susu sapi?
j.
Bagaimana sanitasi makanan kaleng?
k. Bagaimana Pengawetan makanan?
l.
Bagaimana sanitasi makanan laut?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Sanitasi adalah
usaha-usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat merupakan
mata rantai penularan penyakit.
(http://bapelkescikarang.or.id)
Makanan
adalah semua substansi yang diperlukan tubuh, tidak termasuk air, obat-obatan
dan substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan. (WHO)
Sanitasi
makanan adalah melindungi makanan dari kontaminasi bibit penyakit, racun dan
bahan-bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan (Ircham Machfoedz.114)
sanitasi makanan adalah
suatu upaya pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu
untuk dapat membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat
mengganggu kesehatan mulai dari sebelum makanan itu diproduksi, selama dalam
proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, penjualan sampai saat dimana
makanan dan minuman itu dikonsumsi oleh masyarakat. (http://bapelkescikarang.or.id)
Sanitasi
makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari
segala bahaya yang dapat menganggu atau
memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan
minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau
konsumen. (putra prabu word
press; 2009)
B.
faktor yang mempengaruhi sanitasi
makanan
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Sanitasi Makanan
Ada beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam menjaga sanitasi makanan
yang efektif. Faktor – factor tersebut berkaitan dengan makanan, manusia dan
peralatan.
- Faktor Makanan
- Sumber bahan makanan
Apakah diperoleh dari pertanian, perternakan, perikanan, atau lainnya.
Sumber bahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi untuk mencegah
terjadinya kontaminasi atau pencemaran. Misalnya, hasil pertanian tercemar
dengan pupuk kotoran manusia atau dengan insektisida.
Pengangkutan Bahan
Makanan
Cara mengangkut makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi. Apakah sarana
pengangkutan memiliki alat pendingin dan penutup. Pengangkutan tersebut
dilakukan dari sumber ke pasar atau dari sumber ke tempat penyimpanan agar
tidak tercemar oleh kontaminan dan tidak rusak. Misalnya mengangkut daging dan
ikan dengan menggunakan alat pendingin.
Penyimpanan bahan makanan
Tidak semua makanan langsung dikonsumsi tetapi mugkin sebagian disimpan
dalam skala kecil dirumah maupun skala besar di gudang. Berikut ini syarat
sanitasi tempat penyimpanan atau gudang makanan.
Tempat penyimpanan makanan dibuat sedemikian rupa sehingga binatang
seperti tikus, serangga tidak dapat bersarang.
Jika tidak menggunakan rak, harus disediakan ruang untuk kolong
agar mudah membersihkannya.
Suhu udara dalam gudang tidak lembab untuk mencegah tumbuhnya
jamur.
Memiliki sirkulasi udara yang cukup.
Memiliki pencahayaan yang cukup
Dinding bagian bawah dari gudang harus di cat putih agar
mempermudah melihat jejak tikus.
Harus ada jalan dalam gudang.
Pemasaran bahan makanan
Tempat penjualan atau pasar harus memenuhai persyaratan sanitasi antara
lain, kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara, dan memiliki alat pendingin.
Pasar yang memenuhi persyaratan adalah pasar swalayan atau supermarket.
Pengolahan makanan
Proses pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, terutama
berkaitan dengan kebersihan dapur dan alat-alat perlengkapan masak.
Penyajian makanan
Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari
kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi selera makan pembeli.
Penyimpanan makanan
Makanan yang telah diolah disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan
sanitasi, dalam lemari atau alat pendingin.
- Faktor Manusia
Orang yang bekerja pada tahap pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan
sanitasi, seperti kesehatan individu. Individu tersebut tidak memiliki penyakit
infeksi, dan bukan carier dari suatu penyakit. Untuk personal yang menyajikan
makanan harus memenuhi syarat-syarat seperti kebersihan dan kerapian, memiliki
etika dan sopan santun, berpenampilan yang baik dan keterampilan membawa
makanan dengan teknik khusus, serta ikut dalam program pemeriksaan kesehatan
berkala setiap enam bulan atau satu tahun.
- Faktor Perawatan
Kebersihan dan cara penyimpanan peralatan pengolah makanan harus memenuhi
persyaratan sanitasi.
C.
Apa saja faktor penyebab
makanan menjadi berbahaya dengan hubungan suhu dan waktu?
Faktor – Faktor Penyebab Makanan
menjadi Berbahaya
1.
Kontaminasi . Kontanminasi pada makanan dapat disebabkan oleh :
A
Parasit, misalnya cacing dan amoeba.
B
Golongan mikroorganisme, misalnya, salmonella dan shigella
C
Zat kimia, misalnya bahan pengawet dan pewarna
D
Bahan –bahan radioaktif, misalnya cobalt dan uranium
E
Toksin yang dihasilkan oileh organisme, seperti stafilococcus dan
clostridiumbartulinum..
2.
Makanan yang pada dasarnya telah mengandung zat berbahaya, tetapi tetap
dikonsumsi manusia karena ketihdaktahuan mereka. Dapat dibagi menjadi tiga
golongan:
a)
Secara alami makanan itu telah mengandung zat kimia beracun, misalnya singkong.
Singkong yang mengandung HCN dan ikan jangkerang yang mengandung unsure toksik
tertentu ( logam berat-Hg dan Cd ) yang dapat melumpuhkan system persarafan dan
system pernafasan.
b)
Makanan dijadikan sebagai media perkembangbiakan, sehingga dapat menghasilkan
toksin yang berbahaya bagi manusia, misalnya pada kasus keracunan makanan
akibat bakteri.
c)
Makanan sebagai perantara, Jika suatu makanan yang terkontaminasi dikonsumsi
oleh manusia, didalam tubuh manusia agen penyakit pada makanan itu memerlukan
masa inkubasi untuk berkembangbiak dan setelah beberaspa hari dapat mengakibatkan
munculnya beberapa penyakit. Misalnya penyakit thipoid abdominalis dan disentri
basiler.
D.
Bagaimana pelaksanaan
higiene dan sanitasi?
E. HYGIENE
SANITASI MAKANAN
hygiene sanitasi makanan
adalah upaya kesehatan dan kebersihan unutuk mengendalikan faktor makanan,
orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat menimbulkan penyakit / gangguan
kesehatan atau keracunan makanan.
1.
Aspek
hygiene sanitasi makanan
a.
kontaminasi : masuknya zat asing ke dalam
makanan yang tidak dikehendaki (bakteri, jamur, virus, rambut, debu, tamah,
pupuk, perstisida, dan radioaktif)
b.
keracunan : timbulnya gejala klinis suatu
penyakit atau gangguan kesehatan lainnya akibat mengonsumsi makanan yang tidak
sehat. Keracunan dapat terjadi karena :
·
bakteriotogis
·
kimia
·
pembusukan
·
pemalsuan
c.
cara pengolahan : agar menghasilkan makanan
yang bersih, sehat, aman, dan bermanfaat bagi tubuh maka diperlukan pengolahan
yang baik dan benar. Makanan perlu diolah dan disimpan secara baik menurut
jenis dan macamnya.
2.
hygiene
perorangan
pegertian hygiene
perorangan adalah upaya kesehatan yang dilakukan oleh setiap orang untuk
memperoleh kesehatan jasmani, sosial, dan mental yang optimal. Hygiene
perorangan merupakan kunci keberhasilan dalam mengolah makanan yang aman dan
sehat.
Prinsip hygiene perorangan,
dalam penerapannya sebagai berikut mengetahui sumber pencemaran dari tubuh
yaitu :
·
sumber cemaran utama :
hidung, mulut, telinga, isi perut, dan kulit.
·
Sumber cemaran lain : luka
terbuka, bisul / nanah, dan rambut.
·
Sumber cemaran karena
perilaku : tangan yang kotor, rambut, lubang hidung, telinga atau sela-sela
gigi, batuk, bersin, atau percikan ludah akibat meludah sembarangan, menyisir
rambut dan cincin yang dipakai (kecuali cincin kawin yang polos).
·
Sumber cemaran karena
ketidaktahuan : pemakaian bahan palsu, bahan rusak, pewarna bukan untuk makanan
serta pemakaian borax untuk pembuatan bakso.
3. titik kendali kritis (TKK)
hygiene sanitasi makanan
a.
pemilihan bahan
·
bahan dipilih yang bersih,
segar, dan bebas bahan berbahaya dan beracun seperti pestisida, kotoran
manusia, logam berat, dan sebagainya.
·
Segera diolah apabila tidak
ada fasilitas penyimpanan dingin.
·
Semua bahan harus yang
masih baik dan utuh.
b.
penyimanan bahan
·
suhu penyimpanan sesuai
dengan keperluannya.
·
Waktu penyimpanan sesingkat
mungkin untuk mencegah kerusakan dan penurunan mutu.
·
Hindari suhu danger zone
yaitu antara 10o C – 60o C.
·
Sirkulasi penyimpanan
sisten FiFo (first in first out).
c.
Pengolahan
·
cuci bahan dengan air
bersih sehangga mengurangi pencemaran
·
masak dengan suhu 100o
C, sehingga kuman patogen mati
·
lindungi penjamah makanan
agar tidak mencemari makanan
·
waktu masak harus dekat
dengan waktu makan dan tidak lebih dari 4 jam jaraknya
d.
penyimpanan makanan
·
usahakan makanan masak
tidak disimpan lebih dari 6 jam
·
jika harus disimpan suhunya
< 10o C atau > 60o C
·
lindungi makanan dari
pencemaran kembali dan pencemaran silang
e.
penyajian
·
segerakan sajikan makanan
dalam keadaan panas pada suhu >60o C atau dengan keadaan dingin
< 10oC
·
tidak boleh disimpan lebih
dari 8 jam
·
tidak mencampur makanan
baru dengan makanan sisa penyajian
·
lakukan uji organoleptik
(merasakan) uji coba biologi sebelum disajikan
f.
pengangkutan
·
lindungi dari cemaran
kimia, serangga, atau percikan ludah sewaktu menata dan membawa makanan.
·
Gunakan kendaraan
pengangkut makanan khusus.
·
Peralatan wadah makanan
tidak melarutkan zat beracun ke dalam makanan.
F.
Bagaimana pengawasan
makanan?
Pengawasan
Sanitasi Makanan
Pada prinsipnya langkah-langkah
pelaksanaan, pengawasan terhadap sanitasi suatu produk makanan dimulai dari
proses produksi, penyimpanan, distribusi dan penjualan ke konsumen. Dengan
demikian, konsumen akan mendapat makanan yang berkualitas baik dan terhindar
dari bahaya yang mungkin diakibatkan oleh makanan tersebut. Konsumen sendiri
juga perlu melakukan pengawasan terhadap produk makanan jadi yang beredar di
lapangan.
Di Indonesia, pengawasan sanitasi
produk makanan masih tumpang tindih. Belum ada kepastian mengenai undang-undang
atau peraturan yang berlaku dibudang makanan dan minumnan, selain masih kurang
jelasnya institusi yang berwenang dan kurang berfungsinya kendali masyarakat
atau yayasan lembaga konsumen Indonesa ( YLKI ) terhadap kasus yang terjadi
yang dapat merugikan masyarakat. Landasan hokum pengawasan sanitasi adalah
undang-undang dan peraturan seperti UU no.9/1960 tentang pokok-pokok kesehatan,
UU no.11/1962 tentang hygiene untuk usaha-usaha bagi umum, UU no.2/1966 tentang
hygiene peraturan-peraturan daerah tingkat satu dan dua. Penegakan hukum bidang
pengawasan sanitasi ini juga dapat dilaksanakan melalui pemberian wewenang oleh
unit kesehatan propinsi kepada unit kesehatan kabupaten atau kota madya.
G.
Bagaimana pengaruh
makanan terhadap kesehatan?
Sakit itu mahal dan tidak
seorang pun ingin apalagi berencana untuk sakit. Makanan dikatakan bergizi jika
mengandung zat makanan yang cukup dalam jumlah dan kualitasnya sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
Adapun beberapa kandungan
makanan dan pengaruhnya terhadap kesehatan :
1. Karbohidrat dan lemak sebagai
penghasil tenaga
2. Protein merupakan pembangun
tubuh
3. Mineral,vitamin dan air sebagai
makanan pelindung dan pengatur tubuh
H.
Apa saja penyebab
penyakit bawaan makanan?
Penyebab penyakit bawaan
makanan dapat berupa racun dari bahan makanan itu sendiri,contohnya :
1. Jamur
Gejala seseorang keracunan jamur yaitu keluar keringat, sakit
perut,miosis, denyut jantung lambat kurang dari 60x/menit dan diare.
2. HCN (Hidrogen Cianida)
HCN dikeluarkan oleh suatu senyawa glikosida sianogenik yakni senyawa
yang terdapat dalam bahan makanan nabati yang snagat beracun. Bila bahan nabati
terseebut di hancurkan dengan cara di kunyah atau di iris maka senyawa tersebut
dapat keluar contohnya amigladin pada biji almond, aprikot pada apel dan
linamarin pada singkong.
3. Alkaloid pada kentang
Kandungan alkaloid pada kentang dapat meneybabkan keracunan karena
mengganggu transmisi impuls saraf. Kandungan terbanyak terdapat pada bagian
dekat kulit yakni, pada bagian yang menjadi hijau bila terkena matahari.
Terutama kentang yang sedang berkecambah kandungan alkaloidnya cukup tinggi dan
membahayakan.
4. Kafein
Kafein adalah alkaloid yang terdapat pada teh, kopi, cola, coklat dan
beberapa jenis bahan minuman lain.
Kafein berfungsi sebagai stimulan namun ada kecurigaan bahwa kafein
dapat menyebapkan gangguan pada ibu hamil. Bila berlebihan mengkonsumsi kafein
dapat menyebapkan bayi lahir cacat (Winarto, 1988 :231)
5. Mimosin
Terdapat pada biji lamtoro, mimosin diduga dapat menyebapkan rontoknya
rambut karena adanya hubungan dengan retrogresi sel-sel partikel rambut. Untuk
menurunkan senyawa ini, biji lamtoro direndam dalam suhu 74o C
selama 4 menit.
6. Asam jengkolat
Asam jengkolat terdapat pada biji jengkol. Gangguan pada manusia berupa
sumbatan pada saluran air seni. Keracunan asam jengkol ini tidak sampai
menimbulkan kematian.
7. Hewan beracun
Contoh hewan yang mengandung racun adalah kerang. Gejala keracunan kerang
adalah parastesia/kesemutan pada tangan dan mulut, lutut terasa lemah, sakit
kepala, dan muntah. Bila terjadi paralisis pada pernapasan dapat menyebapkan
kematian. Gejala timbul setelah beberapa jam makan kerang.
Bagaimana sanitasi susu
sapi?
Susu yang umum di adalah susu
sapi, kambing dimana susu dimasukkan sebagai gizi sempurna pada daftar menu 4
sehat 5 sempurna. Hal tersebut tidak lain karena susu merupakan sumber gizi
yang baik yang mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.
Selain itu susu juga mudah dicerna karena tidak ada sisa yang terbuang seperti
biji, kulit, serat dan lain-lain, dapat diminum tanpa dimasak kecuali
dipanaskan suam-suam kuku yaitu 60o C.
Jenis-jenis susu olahan yaitu :
1. Susu kental manis tidak dipakai
sebagai menu khusus untuk anak-anak dan bayi karena untuk memenuhi kandungan
gizi susu segar harus di tambahkan air dengan takaran yang sesuai pada kemasan.
2. Susu skim tidak diperbolehkan
untuk menu satu-satunya bayi dan anak karena tidak mengandung lemak.
3. Susu whole milk, susu ini dalam
takaran 2,5 sendok makan/25 gram dicampur dengan 1 gelas air (250 ml) sudah
menyamai zat gizi susu segar.
Yang perlu di perhatikan dalam
sanitasi Susu Sapi :
1. Yang terpenting adalah menjaga
susu sapi agar tidak menjadi vektor penyakit, untuk itu harus diperhatikan agar
susu segar tetap safe dan clean. Safe berarti tidak berbahaya bagi kesehatan,
oleh karena itu harus dijaga agar tidak mengandung bibit penyakit. Clean
berarti tidak mengandung zat atau bahan lain meskipun zat atau bahan tersebut
tidak membahayakan kesehatan.
Untuk mejaga susu segar tetap
safe dan clean harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Hewan yang hendak diambil
susunya harus bebas dari penyakit seperti TBC (umumnya tipe Bovine), mastitis,
bruselosis.
2. Agar terhindar dari berbagai
bibit penyakit susu harus di panaskan sebelum di minum
3. Pengolah dan pemeras susu tidak
boleh menderita bibit penyakit yang bisa ditularkan lewat air susu.
4. Lingkungan kandang harus
memenuhi syarat sehat seperti ada ventilasi sehingga udara segar terus masuk,
ada pembuangan limbah cair yang baik, lantai miring sehingga tidak ada air yang
menggenanang dan mudah dibersihkan.
5. Kotorana dan sisa rumput setiap
hari harus di buang
6. Ruang susu letaknya tidak jauh
dari kandang, tetapi tidak boleh menempel pada kandang
7. Peralatan sebaiknya dibersihkan
dengan kaporit 1 ppm
8. Dalam menjajakan susu, harus
menggunakan tempat yang tertutup rapat. Bila perjalanan lebih dari 2 jam
sebaiknya memakai bahan pendingin.
Cara penularan penyakit melalui
susu sapi :
Penyakit yang dituralkan
melalui susu sapi yaitu :
1. Berasal dari sapi yang sakit
- Tuberkulose penyebapnya
Mycobacterium Tuberculose Varvobis
- Mastitis penyebapnya
Streptococus Agalaksi
- Undulant Feveratau abortus
contagiosum penyebapnya Brusella abotrus
- Foot and mouth disease
penyebapnya virus
- Cowpox ata Varisela penyebapnya
Virus
- Antraxs penyebapnya Bacillus
Antrakis
2. Penyakit berasal dari manusia
Yakni dari orang yang memeras, mengumpulkan, dan mengolah susu (manusia
sebagai karier atau pederita)
- Tifoid fever penyebapnya
Salmonella Tifosa
- Enterik fever penyebapnya
Salmonnela paratifi, skotmuleri, enteritis, dan tifimurium.
- Skarlet fever penyebapnya
streptococus scarlatina
- Septic sore throat penyebapnya
streptococus epidemikus
- Difetri
penyebapnyaCorinebacterium difteri
- Kolera penyebapnya Vibrio
Cholera
I.
Bagaimana sanitasi
makanan kaleng?
Makanan kaleng umumnya
diproduksi oleh industri besar. Kaleng yang dipakai biasanya logam yang
dilapisi timah. Biasanya di bagian dalam dilapisi lagi sejenis damar (resin)
sintetis yang akan mengeras bila dipanasi dengan suhu tinggi. Lapisan damar
dalam kaleng ini penting untuk mencegah kontak langsung antara makanan dan
logam kaleng. Meskipun tidak berbahaya akan tetapi dapat menyebabkan warna
makanan dalam kaleng berubah warna.
Umumnya makanan dalam kaleng
diberi tanda kapan kadaluarsa atau kapan waktu tidak berlaku lagi dengan etiket
pada kalengnya. Untuk engetahui makanan kaleng masih baik atau tidak diperlu
diperhatikan:
- Kalau kaleng menggelembung
berarti telah mengandung gas yang diproduksi bakteri botulinum
- Bila tutup tidak rapat, makanan
kaleng harus dibuang sebagai sampah
- Demkian juga bila kaleng bocor
J.
Bagaimana Pengawetan
makanan?
1. Mendinginkan makanan
a. Cold storage yaitu dengan membekukan bahan makanan
yang diletakkan dalam suhu -10ºC-0ºC. Bahan makanan dibekukan dengan suhu ini
adalah daging dan ikan.
b. Freezer, yaitu mendinginkan bahan makanan pada suhu
0ºC, untuk bahan makanan seperti susu, keju dan mentega.
c. Cool storage, yaitu mendinginkan bahan makanan pada
suhu tertentu misalnya untuk telur disimpan pada suhu 10ºC-15ºC, buah-buahan
pada suhu 15ºC-20ºC, makanan dalam kaleng pada suhu 20ºC.
2. Mengeringkan
Ø Proses pengeringan tidak merusak atau mengurangi nilai
gizi yang terkandung dalam bahan makanan, kecuali vitamin C yang hilang bersama
air yang dikeringkan.
3. Mengasinkan
Ø Bahan makanan diberikan garam dengan maksud
memperkecil kemungkinan hidup bakteri yang memang sukar hidup pada konsentrasi
garam yang tinggi. Dengan mengasinkan bahan makanan, nilai makanan akan
berkurang sedikit.
4. Memaniskan
Ø Yang digunakan adalah zat gula. Tujuannya untuk
mempersulit hdup bakteri karena bakteri sukar hidup pada konsentrasi gula yang
tinggi.
5. Menambah
beberapa zat kimia tertentu ;
Ø Menambahkan difenil 100 ppm untuk pengawetan jeruk
segar
Ø Menambahkan tetrasiklina sekitar 5 ppm untuk mengawetkan
ikan segar
Ø Menambahkan tembaga karbonat sekitar 3 ppm untuk
pengawetan buah pir segar.
Ø Menambahkan asam sorbet sekitar 5 ppm untuk pengawetan
tepung dan keju. (Jurnal Sanitasi
Makanan, Sri Wahyuni ; 2009)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang
dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar
bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food
include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform,
wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air,
obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Sanitasi makanan adalah salah
satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari
segala bahaya yang dapat menganggu atau
memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan
minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau
konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit,
mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan.